Posted by A Visual Motion | Posted in



Sebuah film yang mengangkat tentang hal yang paling fundamental bagi manusia, kebebasan.

Hope. Bagi Setiap orang yang terkurung oleh rasa takut dengan tanpa hadirnya kebebasan, mempercayai harapan adalah hal yang tabu. Aneh. Tak punya makna.

Andy Dufrense (Tim Robbins), seorang bankir. Seorang pembunuh, tepatnya dituduh membunuh istrinya sendiri yang melakukan perselingkuhan. Tepat dimalam yang sama setelah pertengkaran yang terakhir kalinya dengan istrinya, jasad istrinya ditemukan mati berpelukan dengan selingkuhannya, seorang pemain golf profesional. Tak ada alibi yang bisa menyelamatkan Andy dari jerat hukuman penjara.

Shawshanks, adalah penjara. Sebuah neraka bagi orang-orang yang bersalah, dan tentu juga bagi orang yang dianggap bersalah. Para pelaku pembunuhan, penipuan, pencurian. Sudah jelas bagi semua narapidana, malam pertama dipenjara adalah malam terberat, sebuah mimpi buruk. Sudah sewajarnya malam terburuk itu dilewati dengan tangisan dan penyesalan. Tetapi mungkin tidak untuk Andy. Dia tak pernah bersuara. Membuat Red kehilangan 2 kotak rokok malam itu.

Red (Morgan Freeman), seorang aktor central sekaligus narator dalam film ini. Memperkenalkan dirinya sebagai businessman dalam penjara shawshank, Red adalah seorang narapidana tua yang telah menghabiskan waktunya dipenjara selama 30 tahun. Seorang yang bisa menyelendupkan apa saja kedalam penjara shawshank, katakan saja rokok, whisky, sikat gigi, dan apa saja yang masuk akal.

Sejak awal kedatangan Andy, nampaknya Red sudah punya ketertarikan khusus kepada Andy. Red bertaruh dengan narapidana-narapidana tua lainnya bahwa Andy akan menangis dan mengeluh di malam pertamanya di shawsanks. Red keliru. Kalah bertaruh, dan kehilangan 2 kotak rokok. Tak ada yang menyangka, seorang bankir yang didakwa membunuh istrinya sendiri adalah seorang yang tegar. Tidak. Lebih dari itu, karena Andy akan menjadi sosok yang luar biasa di Shawshank.

Dari sinilah awal kisah Andy dan Red. Shawshaks, tempat yang membangun chemistry kedua orang itu menjadi sebuah nilai yang tak terkira harganya. Sering kali Andy menuangkan rasa optimisme nya dalam untaian kata-kata yang sangat bijak dan penuh motivasi. Tetapi dihardik oleh Red dengan tangkisan kalimat pesimismenya. Dua orang dengan gejolak yang berbeda, mindset yang berbeda, berdebat dengan retorika yang berbeda, tetapi membicarakan satu hal dengan esensial yang sama . Percakapan yang sangat sederhana namun sarat akan makna.

Red melihat sosok Andy sebagai orang yang berbeda dari narapidana lain. Andy sosok yang bisa membuat dirinya merasa normal berada dipenjara. Andy seakan-akan mempunyai jubah yang melindungi dia dari kerasnya hidup di shawshank, tetapi tidak. Tidak sefantasi itu, Andy hanya berusaha mebuat kehidupannya di shawshank sama seperti hidupnya yang lalu di dunia luar yang bebas. Membuat dirinya sibuk oleh hal-hal normal. Membuat dia tidak pernah mempunyai tekanan berlebihan dalam kepalanya. Tidak pernah stress.

Tapi jangan meremehkan shawshank, jangan menganggap Andy tidak mendapatkan perlakuan buruk. Buruk, sangat buruk, seperti perlakuan manusia terhadap binatang. Penyiksaan bertubi-tubi, pembunuhan karakter, sodomi homosexual yang memuakan, dimanfaatkan secara busuk oleh sipir-sipir, dan semua hal buruk yang bisa kalian bayangkan pun tidak cukup untuk menggambarkannya.

Shawshanks redemption. Sebuah film cerdas. Kaya akan Memorable quotes. Fear can hold you prisoner, but hope can set you free. Frank Darabont (Director) sungguh hebat membuat setiap adegan dalam film ini. Bahkan ending film ini mungkin bisa dibilang adegan paling dramatis dalam sebuah film. Tetapi bagi saya, sebuah adegan yang tak terlupakan adalah adegan dimana Andy dengan sikap acuhnya memperdengarkan Mozart kepada seluruh narapidana melalui pengeras suara. Meskipun akhirnya Andy mendapat hukuman selama 2 minggu. Sebuah aksi kecil, yang meninggalkan kesan indah pada setiap narapidana. Memang tak bisa dijabarkan oleh kata-kata murahan, tetapi yang jelas saat itu, selama sesaat, setiap orang di shawshank merasakan kebebebasan.

Overall, film yang tidak menggunakan dana besar dalam pembuatannya ini mendapat standing applause dari saya. Membuat saya berfikir ulang tentang arti sebuah harapan, kebebasan, optimisme. Sebuah film yang layak dapat apresiasi dari masyarakat untuk bertengger pada posisi no.1 di IMDB.

Hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies.

Comments (1)

sepertinya, saya (sebagai penikmat film) dan saya (sebagai calon psikolog) dirasa wajib ya memonton film ini, walaupun sepertinya terlalu mengerikan ya bagi perempuan yang sangat lemah lembut seperti saya :p

Posting Komentar